Ahmad Najib : Bergabungnya RI ke BRICS Memiliki Banyak Keuntungan di Sektor Ekonomi

Fraksipan.com – Anggota Komisi XI DPR RI Ahmad Najib Qodratullah menilai keputusan Indonesia untuk menjadi anggota penuh BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) sebagai langkah strategis dengan banyak manfaat signifikan.

Salah satu manfaat utama menurut Najib adalah untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap dolar Amerika Serikat.

“Upaya melepas ketergantungan kita terhadap dolar (dedollarisasi),” tegas Najib dalam keterangannya kepada awak media di Jakarta, Kamis (9/1/2025).

Selain itu, Najib menekankan bahwa keanggotaan penuh di BRICS dapat menciptakan hubungan ekonomi global yang lebih seimbang dan bermartabat.

“Menciptakan hubungan ekonomi yang seimbang dan bermartabat,” jelasnya, mengacu pada potensi kolaborasi yang lebih setara di antara negara-negara anggota.

Keputusan Indonesia untuk bergabung dengan BRICS di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, menurut Najib, merupakan langkah yang tepat. Ia menilai, aliansi ini dapat membuka pasar baru yang besar dan potensial bagi Indonesia.

“Ini memberikan sejumlah keuntungan salah satunya ya membuka pasar yang besar dan potensial,” imbuh Najib.

Pilitikus Dapil Jabar II itu juga melihat bergabungnya Indonesia ke BRICS sebagai cara untuk menembus hambatan ekonomi global yang selama ini dipengaruhi oleh kebijakan ekonomi Amerika Serikat dan negara-negara Barat.

“Ini merupakan breaking through opportunity terhadap tantangan ekonomi yang selama ini terhambat akibat kebijakan ekonomi AS dan Barat,” ungkapnya.

Sebagai Sekretaris Fraksi PAN DPR RI, Najib menegaskan bahwa langkah ini juga mencerminkan kemandirian ekonomi Indonesia, baik secara psikologis maupun strategis.

“Secara psikologi merupakan bentuk kemandirian ekonomi,” ujarnya.

Ia meyakini bahwa keputusan Presiden Prabowo telah melalui pertimbangan yang matang. Masuknya Indonesia ke dalam BRICS, menurut Najib, bukan hanya simbol keberanian, tetapi juga langkah strategis yang dapat memperkuat posisi ekonomi nasional di kancah global.

“Saya rasa pilihan Pak Presiden sudah melalui proses yang panjang,” tutupnya.