Eddy Soeparno Dorong Penguatan Diplomasi Indonesia-China Berbasis Semangat KAA 1955

Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi PAN, Eddy Soeparno berjabat tangan dengan Ketua Chinese People’s Political Consultative Conference (CPPCC) atau Ketua Konferensi Permusyawaratan Politik Rakyat China, Y.M Wang Huning di Gedung Great Hall of The People (Balai Agung Rakyat) China, Beijing, Selasa (15/4/2025)
“Founding Fathers China dan Indonesia telah meletakkan fondasi yang sangat kuat dalam hubungan kedua negara serta menjadi inisiator dalam tata dunia global yang adil dan setara”
Fraksipan.com – Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi PAN, Eddy Soeparno, menegaskan pentingnya menjaga dan memperkuat hubungan Indonesia dengan China di tengah kondisi politik dan ekonomi global yang terus berubah. Hal ini ia sampaikan dalam pertemuan resmi dengan Ketua Konferensi Permusyawaratan Politik Rakyat China (CPPCC), Y.M. Wang Huning, di Gedung Great Hall of The People, Beijing, Selasa (15/4/2025).
“Indonesia dan China sudah sekian lama membangun hubungan setara yang berbasis pada kepentingan dan kebaikan bersama. Di atas itu semua, yang paling penting adalah membangun hubungan saling menghormati (mutual respect) antar kedua negara,” ujar Eddy usai pertemuan.
Pertemuan ini berlangsung di tengah meningkatnya tensi perang dagang antara China dan Amerika Serikat. Dalam konteks ini, Eddy menekankan bahwa Indonesia dan China telah menjalin kemitraan strategis di berbagai sektor utama, mulai dari perdagangan hingga energi. Ia juga menyoroti kunjungan luar negeri pertama Presiden Prabowo Subianto ke China sebagai sinyal kuat bahwa negara tersebut merupakan mitra strategis utama bagi Indonesia.
“Bahkan China menjadi tujuan pertama Presiden Prabowo dalam kunjungan luar negeri setelah dilantik sebagai Presiden. Ini merupakan bukti bahwa China merupakan mitra yang sangat penting dan strategis bagi Indonesia,” lanjut Eddy, yang juga menjabat sebagai Anggota Komisi XII DPR RI.
Lebih lanjut, Eddy mengajak China untuk membangun kembali hubungan yang dilandasi semangat Konferensi Asia-Afrika (KAA) 1955, demi menciptakan tatanan dunia yang lebih berkeadilan. Ia menyebut warisan para pendiri bangsa dari kedua negara sebagai landasan penting dalam hubungan bilateral tersebut.
“Founding Fathers China dan Indonesia telah meletakkan fondasi yang sangat kuat dalam hubungan kedua negara serta menjadi inisiator dalam tata dunia global yang adil dan setara,” katanya.
Dengan semangat tersebut, Eddy optimistis kedua negara bisa menghadapi tantangan perdagangan global secara bersama-sama, termasuk isu tarif dan ketimpangan ekonomi internasional.
“Kami percaya bahwa dengan semangat KAA, China dan Indonesia mampu menghadapi dinamika-dinamika tarif perdagangan saat ini dengan saling menguatkan serta terus mempromosikan agar negara maju dan berkembang membangun hubungan saling menghormati dan saling menguntungkan,” tegasnya.
Menanggapi hal itu, Ketua CPPCC Y.M. Wang Huning menyampaikan apresiasinya atas sikap Indonesia yang konsisten menjalin hubungan saling menghormati dengan Pemerintah China. Ia menyebut kerja sama yang telah terjalin, seperti proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, sebagai wujud kemitraan yang erat.
“Kami percaya China akan selalu menjadi mitra Indonesia dan kami berharap bisa terus menjadi bagian dalam pembangunan untuk kemajuan Indonesia ke depan. Apalagi China dan Indonesia sudah berhasil mewujudkan proyek strategis kereta cepat Jakarta-Bandung dan merupakan mitra dagang yang erat,” ungkap Wang Huning.