Dek Gam: Gedung PMI Banda Aceh Sangat Tidak Layak, Fasilitas Harus Segera Ditingkatkan
Hatta Minta Menteri UMKM Tentukan Indikator yang Jelas untuk Tingkatkan Keberhasilan UMKM
Fraksipan.com – Rapat Kerja Komisi VII DPR RI bersama Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Maman Abdurrahman, membahas sejumlah isu strategis terkait pengembangan UMKM. Dalam pertemuan tersebut, Muhammad Hatta, anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PAN, menyampaikan sejumlah tanggapan penting, menekankan perlunya fokus pada pengembangan usaha mikro dan pendampingan pelaku usaha untuk naik kelas.
Menteri UMKM, Maman Abdurrahman, memaparkan berbagai inisiatif strategis kementeriannya, termasuk Sistem Sapa UMKM, One Single Data, yang bertujuan mengintegrasikan data UMKM di seluruh Indonesia.
“Akses pembiayaan, akses pelatihan, jadi semua akses permodalan ke bank, ke KUR, semua ada di sini dan seluruh program kementerian yang ada di Indonesia (yang berhubungan dengan UMKM) nanti masuk dalam satu (sistem) ini, termasuk BUMN juga,” jelas Maman pada selasa (19/11) di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta.
Ia juga menyoroti pentingnya program seperti penghapusan piutang UMKM, klasterisasi melalui pembentukan holding UMKM, dan target 3 juta rumah rakyat yang melibatkan UMKM.
Muhammad Hatta: Fokus pada Usaha Mikro dan Pendampingan
Menanggapi pemaparan Menteri, Muhammad Hatta menggarisbawahi pentingnya fokus pada usaha mikro yang mendominasi sektor UMKM di Indonesia. “Jadi saya kira yang kita fokus atau concern pada usaha mikro saja, Pak. Di situ saya lihat usaha mikro begitu besarnya, ya 63 juta unit usaha,” ujarnya.
Hatta menilai, perlu dilakukan identifikasi menyeluruh terhadap jumlah pelaku usaha mikro dan klasterisasi mereka. “Dari klaster yang sudah ada ini, kira-kira berapa sih sebenarnya orang yang menjalankan UMKM yang ada di Indonesia?” tanyanya.
Ia juga menekankan perlunya pengukuran capaian kerja kementerian dengan indikator kinerja (KPI). “Kalau melihat dari astacita bahwasannya UMKM itu harus naik kelas, otomatis kita harus melihat dari capaian atau istilahnya KPI-nya,” tambahnya.
Pendampingan dan Target Naik Kelas
Hatta menyoroti pentingnya pendampingan untuk membantu usaha mikro naik kelas, termasuk dengan memberikan pelatihan dan alat bantu.
“Saya menyarankan, Pak Menteri, sebaiknya di sinilah fokus daripada kementerian UMKM itu memberikan pendampingan,” tegasnya.
Ia mencontohkan stimulasi berupa pelatihan-pelatihan dan alat bantu usaha untuk pelaku mikro agar dapat berkembang.
“Mungkin memberikan stimulasi-stimulasi untuk mereka bisa naik kelas, misalnya pelatihan-pelatihan.” ujarnya.
Lebih lanjut, Hatta menyarankan penetapan target konkret untuk peningkatan kelas usaha mikro.
“Nah, sehingga mereka bisa naik kelas dan itu mungkin ditargetkan aja. Pak Menteri, kira-kira tahun 2025 misalnya ada 1 juta (pelaku usaha mikro) akan naik menjadi usaha kecil,” usulnya.
Kisah Inspiratif dan Pentingnya Pendampingan Profesional
Hatta juga berbagi kisah sukses dari UD Pramono di Boyolali, yang mampu mengelola 1.300 peternak dan mengirimkan 19 ribu liter susu per hari ke Jakarta. Namun, ia mengingatkan risiko kegagalan manajemen seperti yang dialami UD Pramono akibat kendala pajak.
“Ketika Pak Pramono ini ada kendala pajak, maka di-freeze uangnya oleh kantor pajak sehingga mereka (peternak) tidak bisa menjual lagi susunya,” katanya.
Ia mengusulkan pendampingan dengan melibatkan profesional untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Dukungan untuk UMKM yang Berkelanjutan
Dalam penutupannya, Hatta berharap lebih banyak industri yang mampu memenuhi kebutuhan pasar sekaligus mendukung ketahanan UMKM. Ia juga mendorong Menteri UMKM untuk merumuskan langkah-langkah strategis yang memastikan keberlanjutan pengembangan UMKM di Indonesia.
Raker ini menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan DPR dalam mendorong pertumbuhan UMKM yang berdaya saing tinggi, khususnya pada usaha mikro yang menjadi tulang punggung ekonomi nasional.
*MS