Rapar Dengan Kemenag, Ashabul Kahfi Beberkan Kekurangan Panitia Haji Tahun Ini

 Rapar Dengan Kemenag, Ashabul Kahfi Beberkan Kekurangan Panitia Haji Tahun Ini

Ashabul Kahfi Ketua Komisi VIII DPR RI

Fraksipan.com – Ketua Komisi VIII DPR RI, Ashabul Kahfi menggelar rapat evaluasi Komisi VIII DPR RI dan Kemenag (Kementrian Agama) mengenai penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1443 H/2022 M Jakarta, Rabu (31/8/2022).

Legislator asal Sulawesi Selatan itu menyebut hasil evaluasi yang disampaikan Komisi VIII DPR RI merupakan hal yang penting sebagai acuan perbaikan penyelenggaraan haji di tahun yang akan datang.

“Dalam melakukan fungsi pengawasan, kami (DPR) masih menemukan berbagai kekurangan. Mulai dari pembinaan jemaah, pelayanan yang diberikan hingga perlindungan,” ucapnya, Jakarta, Rabu (31/8/2022).

Politikus PAN itu juga menjelaskan, yang menjadi sorotan komisi VIII DPR RI yaitu pelayanan kesehatan yang tidak optimal karena kapasitas dan fasilitas yang terbatas.

Lalu penerbangan haji yang tidak tepat waktu, peningkatan kualitas petugas pembimbing ibadah dan kuantitas bimbingan ibadah selama di Arab Saudi.

Sementara itu, Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk operasional haji tahun depan. Sebab, banyak jemaah yang belum memahami manasik haji meski telah mengikuti manasik di KUA kecamatan dan kabupaten/kota.

Dirinya pun juga menyoroti terkait keterlambatan syirkah dalam menangani masalah di tenda seperti kebocoran pipa air, sehingga jemaah kekurangan air bersih.

“Jemaah haji memperoleh air zam-zam sebanyak 5 liter dan dirasa kurang bagi jemaah. Hal ini tentu karena aturan maskapai dilarang dan ditakutkan akan membahayakan penerbangan,” tandasnya.

Selain itu, tenda masyair yang belum diberikan nomor sehingga jemaah kesulitan mencari tenda masing-masing.

Lebih lanjut Gus Yaqut menambahkan, jemaah haji yang sakit di perjalanan untuk ibadah lempar jumrah. Petugas haji Indonesia pun tidak dapat melakukan evakuasi karena tidak diperkenankan membawa alat medis lengkap.

“Kemudian 90 persen wafat karena sakit jantung dan beberapa di antaranya kelelahan karena dalam melaksanakan ibadah. Kelelahan melaksanakan program,” Jelasnya.

editor

Artikel terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

19 − ten =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.