Saleh Daulay Soroti Keterlibatan Indonesia dalam Perang Dagang AS–Tiongkok: “Kita Jangan Ikut-Ikutan Ribut”

 Saleh Daulay Soroti Keterlibatan Indonesia dalam Perang Dagang AS–Tiongkok: “Kita Jangan Ikut-Ikutan Ribut”

Saleh Partaonan Daulay Ketua Komisi VII DPR RI

Fraksipan.com — Anggota DPR RI Komisi VII, Saleh Partaonan Daulay, menyoroti sikap pemerintah Indonesia dalam merespons ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Ia menyayangkan posisi Indonesia yang dinilai terlalu ikut campur dalam konflik dua kekuatan ekonomi dunia tersebut.

Dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Kompleks Parlemen Senayan,Selasa 29 April 2025. Saleh mempertanyakan urgensi Indonesia terlibat lebih jauh dalam dinamika tersebut, padahal dampaknya terhadap Indonesia masih belum sepenuhnya jelas.

“Kenapa kita enggak diam dulu saja, Pak Menteri? Enggak usah ikut-ikutan. Biar dulu mereka ribut — Cina sama Amerika. Kita tunggu efeknya seperti apa. Kalau kita ikut, pengaruhnya juga kecil sekali,” ujar Saleh.

Ia juga mengkritisi proses negosiasi perdagangan Indonesia dengan negara besar seperti Amerika Serikat yang menurutnya tidak setara. Padahal, prinsip kemandirian dan keberpihakan pada kepentingan nasional harus menjadi fondasi dalam setiap kebijakan luar negeri, termasuk dalam urusan dagang.

“Negosiasi ke Amerika itu kita enggak setara. Katanya kita berdiri di atas kaki sendiri, tapi dalam praktiknya tidak. Kita harus tegas dan fokus melindungi kepentingan industri nasional,” tegasnya.

Menanggapi hal itu, Menteri Agus Gumiwang menyatakan bahwa pemerintah telah merumuskan sejumlah strategi untuk menghadapi dampak dari perang dagang tersebut, termasuk melalui peningkatan daya saing industri dan diversifikasi pasar ekspor.

“Kita terus mendorong hilirisasi industri dan perluasan akses pasar global. Selain itu, kita juga sedang mempercepat finalisasi Indonesia-EU CEPA agar produk ekspor kita mendapat kemudahan tarif masuk ke pasar Eropa,” jelas Agus.

Agus juga menegaskan pentingnya menjaga prinsip perdagangan yang adil (fair trade) melalui penerapan kebijakan safeguard dan anti-dumping demi melindungi industri dalam negeri dari banjir produk impor.

Pernyataan Saleh Daulay menjadi pengingat bahwa Indonesia harus berhati-hati dalam bersikap terhadap konflik dagang global, agar tidak terseret dalam pertarungan kepentingan negara-negara besar yang justru dapat merugikan ekonomi nasional.

editor

Artikel terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

fourteen − five =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.